Rabu, 30 Desember 2015

Untuk Gincumerah

Perempuan ini bernama Gincumerah, perempuan terkuat kedua yang Saya kenal dekat setelah Ibu yang melahirkan saya.
Iya, kuat. Perkasa kalau boleh sedikit hiperbola.
Bukan hanya Saya yang percaya kalau dirinya perkasa, kami, teman-teman terdekatnya sering berdecak kagum melihat tindak Gincumerah yang tangguh.
Gincumerah, semoga di hari tersulit ini, kamu bisa sekuat biasanya.

Menangis, bersedihlah.. tidak apa-apa, air mata akan membawa kesedihanmu sampai ke lautan.
Lalu menguap menjadi awan.. terbawa angin, jauh ke ujung sana.
Menangis, bersedihlah.. tidak apa-apa, karena waktu akan datang membantumu, hingga kamu perlahan bisa, bisa karena terbiasa.
Gincumerah, semoga harimu kembali normal seperti sedia kala,  tidak perlu terburu-buru, karena waktu pasti tau kapan saat yang paling tepat untuk kamu memulai semuanya.
Terimakasih untuk mu dan Bebe, karena cinta yang tidak terbatas, karena semangat hidup yang menginspirasi, karena percaya pada keajaiban, semesta dan Tuhannya.
Terimakasih, kalian berdua selalu di hati.


Peluk dari jauh, dari yang selalu ingin minum teh sore bersamamu,
xoxo,
.:t



Sabtu, 07 Maret 2015

Untuk Jagapati

Masih sama seperti malam malam sebelumnya, sepi
dengan imbuhan jangkrik yang bersahutan.
Yang berbeda malam ini adalah kalian, anak dan bapak yang setia menemani malam malam saya sejak akhir tahun lalu.

Jagapati, begitulah Bapakmu menamaimu, dengan harapan agar kamu sehat selalu.
Jagapati, hari ini kamu mulai mengoceh semaumu, berkata kata a dan e panjang-panjang. Entah apa yang kamu coba sampaikan, dimulai dengan a yang cukup lama serta gestur alis naik turun diam diam lalu diakhiri dengan e yang pendek juga senyuman disetiap akhir kalimat.

Jagapati, izinkan saya berdoa untukmu, semoga kamu selalu bahagia, dan selalu nyaman seperti ketika kamu masih berada di dalam rahimku.

.:t Bandung, 7 Maret 2014
ketika pertama kali Jagapati mengoceh seharian.

Jumat, 21 Juni 2013

belajar pada pagi yang murah hati

bunga rosella dan irisan lemon dari kebun di belakang rumah,
ini hari pertama Utara meminumnya,
dimulai dari memetik lemon-lemon yang baru saja berbuah di belakang rumah,
lalu memasukannya ke dalam tas blacu yang sudah sangat kusam.  
Utara berjalan perlahan menuju bukit tempat dia menabung mimpi-mimpinya,
pagi ini memang tidak perfeksionis, tapi pagi selalu saja murah hati, gumam Utara dalam hatinya.
Oustad, sebuah kota tempat Utara dilahirkan memang sudah tidak seperti dulu lagi.
udaranya sudah semakin panas, karena sekarang  manusia sudah bisa membuat kendaraan
yang bisa mengeluarkan asap ketika dijalankan.
Utara tahu bahwa ini sebuah kemajuan, tapi dia juga tahu kalau rumput tidak begitu gembira, pohon-pohon berkeluh kesah, burung-burung  lebih sering terbatuk dari pada berkicau.
Tapi pagi masih saja murah hati untuk siapa saja yang tidak berkeluh kesah kepadanya,
pagi senantiasa membagi hangatnya matahari, menemani Utara sampai tujuan.
Studio kecil tempat Utara mengerjakan mimpi-mimpinya, lengkap dengan pantry yang ayah buatkan sendiri.
lalu Utara mengeluarkan butiran lemon dari dalam tasnya, mengirisnya perlahan, tipis-tipis sekali.
air satu cerek sudah dia panaskan,
beberapa bunga rosella ia masukan ke dalam cerek disusul beberapa irisan lemon,
masih panas, gumamnya.
diambilnya dua buah gelas di atas rak kayu dengan sedikit berjinjit.
lalu teh bunga rosella dia tuangkan perlahan, dibawanya gelas itu keluar dari pantry
menuju halaman belakang yang luas dengan pemandangan kota Oustad di pagi hari.
Pak Ramin menyapa hangat dari kejauhan, sambil melambaikan tangannya dan tersenyum pada Utara.
"sudah sampai kamu.." katanya sambil merapikan rumput rumput yang baru saja dia gunting.
lalu Pak Ramin duduk disebelah Utara, "kenapa kamu senyum-senyum Utara?"
saya baru saja belajar pada pagi yang murah hati, kata Utara dalam hati,
Dia menghirup lemon rosella yang dibuatnya,
sambil memandang jauh Oustad yang sudah semakin terang.

.:t









Sabtu, 05 Januari 2013

Lula the Magical Boy

hari itu datang, ketika kamu Lula
memutuskan untuk menikahi saya, sahabatmu sendiri selama 13 tahun terakhir ini.
19 Mei 2012, kebahagiaan di sore yang cerah yang tak terbendung lagi.
matahari, awan-awan serta langit biru ikut merayakan kebahagiaan kita, kebahagiaan massal yang bagi setiap keluarga besar dan kawan-kawan terdekat kita. kebahagiaan kolektif.

kamu Lula, pemberhentian terakhir saya.
pada keseharian saya, dan pada setiap rambut yang tertinggal di alas kepala tempat kita menjalin canda. semoga ini bukan hanya sementara, semoga ini sampai anak cucu dan cicit kita.
sampai kita dewasa bersama, sampai renta menjemput kita.


untuk syahrul mulia, suami dan sahabat sampai mati.

.:t

Kamis, 26 Juli 2012

hiatus

kalau boleh, biarkan gambar gambar ini yang menggantikan catatan tulisan untuk sementara :)


Kamis, 08 Desember 2011

..

there is a crack in everything, and that's how the light gets in - leonard cohen

Tatiana dan Matahari

Tatiana berjalan meyusuri sore yang indah setelah hujan, Matahari masih terlihat dari kejauhan, sambil berjalan sesekali ia menyapa Matahari, bercerita tentang hari ini, berbicara tentang keluh kesah, berbicara tentang sebatang cokelat yang baru saja dia terima dari sahabatnya Timur Laut.
Matahari tersenyum bijak, hanya Matahari yang menyimpan cerita-cerita Tatiana tentang Timur setiap harinya, dia tau Tatiana sangat sayang pada Timur. Tatiana yang selalu ceria, pikirnya.

Petang menjelang, Matahari harus segera pulang, dengan gayanya yang khas, ia melenggang pelan menuju Barat. Ini bagian yang selalu saja menjadi paradoks untuk Tatiana, sedih sekaligus indah katanya, karena Matahari pergi sangat elegan, dia pergi dengan meninggalkan garis lembayung jingga untuk Tatiana, dan langit serta merta berubah warna, dari biru berpendar menjadi kuning kehijauan. Berkesan, dan selalu saja berkesan setiap harinya.

Timur, sosok sederhana sahabat Tatiana, Timur yang dingin dengan pemikiran pemikiran yang praktis, tidak menyusahkan, dan tidak suka juga disusahkan. Timur yang setiap hari membawakannya oleh -oleh dari kacang sampai cokelat batangan. Timur yang begitu baik, yang tidak lebih dari seorang sahabat..

Tatiana menangis diam diam, air matanya mengalir perlahan, dan dia terus berjalan tanpa mengusap sedikitpun air mata yang menetes di pipinya, dan selalu saja seperti ini, setiap sore ketika Matahari harus pulang..

Rabu, 30 November 2011

anak tangga

hari ini saya memutuskan
untuk berani menaiki anak tangga berikutnya
pada lingkaran lingkaran waktu
sejak belasan tahun lalu
dan semua hanya rencana
yang tertata atas kuasa tangan tangan yang maha kuasa
tersaji manis di atas meja
pada labirin berundak setiap harinya
dan saat ini
saya berada di bab terakhir
bersanding manis dengan kesimpulan


Rabu, 07 September 2011

kita hanya lupa

dan pembicaraan terakhir kita
tepat di awal bulan ini
ketika kamu bertanya
tentang apa arti malam gelap buat saya
lalu saya menjawab,
bahwa malam adalah teman yang setia
ketika sekelompok jangkrik, kodok dan cecak
mengumandangkan bait baitnya
pada atap rumah tanah merah
dan pagar pagar bambu di sela rerumputan
kamu dengan semua kegelisahanmu
dan semua tentang kebebasanmu
dan saya yang semakin jatuh
pada setiap jejak pada untaian bahasamu
berkarat dan masih saja berharap
lalu saya bilang
kita hanya lupa
kita hanya lupa
kamu hanya lupa
dan saya,
saya sangat ingin lupa...

Kamis, 30 Juni 2011

hujan dan kabut tebal

hujan mengajak saya berjalan pelan,
istirahat sejenak katanya,
ibukota masih akan terbangun sampai pagi, jangan takut ditinggal ibukota, karena kemarin terlalu cepat,
kemarin dan kemarinnya lagipun masih terlalu cepat,
dan hari ini, hari ini kamu berhak berjalan pelan, menapaki aspal basah yang aromanya menusuk hatimu pelan pelan,
dan sesekali berteduh di bawah jembatan menunggu petang menjelang,
dan hujan semakin besar, lalu kembali mengajak saya berjalan pelan,
dari balik jas hujan putih susu ini mata saya menerawang,
memandang jauh pada lampu lampu mobil yang bersimpangan,
pudar pada kuning, hijau, atau merah yang berpendar pendar,
sore ini belum menjadi gelap,
tetapi hujan datang bersama awan dan kabut tebal, kali ini tanpa petir yang menyabar nyambar
ia cuma ingin berhamburan bebas tanpa amarah rupanya,
saya pun demikian, dan tiba tiba bibir ini terasa asin, perlahan rasanya sampai di tenggorokan..

and still..
i can't help my tears to fall

km 68, hujan deras dan kabut tebal dan payung teduh berbisik di telinga :)

Kamis, 09 Juni 2011

Senin, 06 Juni 2011

Jumat, 03 Juni 2011

berkarat

lalu saya berkarat
pada setiap kata di telingamu
berbisik pelan hijau
membiru pelu
tepat ketika ranting
berderak dilindas roda kayu
sedikit gaduh mengaduh
saya dan beribu cerita
tentang rindu rindu
yang berjejak pada setiap hari yang kelabu
pada kerikil dan batu batu
dibawa masuk ke dalam pelukanmu
saya yang sederhana
dengan rindu yang membahana
di bawah bulan yang meranggas pelan
dicuci serpihan hujan
berhambur pelan
pelan sampai dasar

Rabu, 25 Mei 2011

perempuan sore dan saya di dalam layar





































kami berteman
bersaudara
karena tanggal lahir kami sama
hey you my virtual twin sister :)

*pictures taken by me and theo, bandung may 15 2011

driving



















*pictures taken by me, seminyak, bali 7 may 2011