Kamis, 30 Juni 2011

hujan dan kabut tebal

hujan mengajak saya berjalan pelan,
istirahat sejenak katanya,
ibukota masih akan terbangun sampai pagi, jangan takut ditinggal ibukota, karena kemarin terlalu cepat,
kemarin dan kemarinnya lagipun masih terlalu cepat,
dan hari ini, hari ini kamu berhak berjalan pelan, menapaki aspal basah yang aromanya menusuk hatimu pelan pelan,
dan sesekali berteduh di bawah jembatan menunggu petang menjelang,
dan hujan semakin besar, lalu kembali mengajak saya berjalan pelan,
dari balik jas hujan putih susu ini mata saya menerawang,
memandang jauh pada lampu lampu mobil yang bersimpangan,
pudar pada kuning, hijau, atau merah yang berpendar pendar,
sore ini belum menjadi gelap,
tetapi hujan datang bersama awan dan kabut tebal, kali ini tanpa petir yang menyabar nyambar
ia cuma ingin berhamburan bebas tanpa amarah rupanya,
saya pun demikian, dan tiba tiba bibir ini terasa asin, perlahan rasanya sampai di tenggorokan..

and still..
i can't help my tears to fall

km 68, hujan deras dan kabut tebal dan payung teduh berbisik di telinga :)

4 komentar:

  1. tapi di sini hujan bahkan tak sempat datang. cuma menitip pesan selamat tinggal, tisa...

    :)

    BalasHapus
  2. aq suka tulisannya,kyknya mau rutin jadi pembacanya nih....keep writing yaaa,aq tunggu tulisan2 barunya.

    sedikit meninggalkan jejak disini ya :)

    adynura.blogspot.com

    BalasHapus
  3. terimakasih :) really glad to hear @adynura @biru

    BalasHapus